Pengalaman Tes Seleksi CPNS Kementerian PPN/Bappenas 2019

Riziq Syihab
4 min readJul 20, 2021

--

Sumber: Dokumen Pribadi Penulis

Seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS)…. Boleh sepakat atau tidak, nyatanya pada setiap tahun, jumlah pendaftar untuk pekerjaan ini tidak pernah sepi. Terbukti akun-akun latihan soal CPNS dan pemberi informasi terkait diberbagai platform selalu memiliki banyak pengikut dan viewers, bahkan pada beberapa formasi Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) seperti DKI Jakarta, Bali dan Jawa Timur jumlah pendaftarnya tidak kurang dari belasan ribu.

Pada tahun 2019, berbekal pengalaman kerja dan magang penulis di konsultan, BUMN hingga tenaga kontrak salah satu K/L akhirnya penulis membulatkan hati untuk mendaftar di Kementerian PPN/Bappenas dengan mempertimbangkan kebermanfaatan, dampak serta kesesuaian dengan latar belakang keilmuan. Berkaitan itu penulis akan sedikit berbagi tentang pengalaman seleksi CPNS di Bappenas pada tahun 2019. Semoga bermanfaat.

Tahap pertama seleksi adalah pendaftaran yang dilakukan melalui web resmi sistem seleksi calon aparatur sipil negara (SSCASN), berkas yang perlu dilampirkan adalah surat lamaran, surat pernyataan, foto diri, ktp, scan ijazah, scan transkrip dan semuanya bewarna. Pada tahap ini, kesalahan yang paling sering terjadi adalah terkait manipulasi materai (mengambil dari internet atau menggunakan 1 materai lebih dari sekali) , pengubahan klausul/tidak menghapus klausul pada surat lamaran dan pernyataan yang tidak sesuai petunjuk dari surat resmi yang mengumumkan pembukaan CPNS instansi terkait dan lampiran formasinya. Kemudian kebingungan yang saya sendiri temui adalah tentang nomenklatur jurusan, yang kesalahannya adalah tidak mengkonfirmasi nomenklatur dari syarat jurusan untuk formasi yang akan didaftar dengan jurusan pelamar yang terlihat mirip, misalnya ilmu hukum dan hukum; serta planologi, perencanaan wilayah dan kota, serta perencanaan wilayah. Pada case ini sebaiknya dikonfirmasi kepada panitia instansi yang akan dituju baik melalui media sosial maupun email atau dengan melampirkan SK kesetaraan nomenklatur dari kampus pendaftar. Berkas tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan sanggahan jika pendaftaran peserta tidak diverifikasi panitia.

Kemudian tahap kedua tes adalah seleksi kemampuan dasar (SKD), untuk Bappenas pelaksanaan SKD dilaksanakan terpusat di Jakarta sehingga pendaftar luar daerah harus melakukan perjalanan. Ada baiknya untuk melakukan perjalanan H-2 pelaksanaan tes, sehingga pada H-1 peserta bisa mengecek lokasi tes dan mempersiapkan diri menjelang proses tes. Pada pengalaman saya, ruangan tes sangatlah dingin sehingga banyak peserta yang menjadi pilek dan batuk saat didalam ruangan, masalah lain yang ada adalah selama durasi pelaksanaan tes peserta tidak diperkenankan untuk keluar masuk ruangan sehingga saran saya adalah peserta sebaiknya ke kamar mandi sebelum melaksanakan tes dan menjaga kesehatannya sebelum melaksanakan tes dengan istirahat yang cukup. Pada tahun 2019, nilai aman untuk lulus SKD Bappenas mungkin sekitar 390–400 dengan menyesuaikan jumlah soal saat itu sehingga sangat krusial untuk benar-benar mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum melaksanakan tes (termasuk menghapalkan UUD jika perlu).

Tahap ketiga adalah pelaksanaan seleksi kemampuan bidang (SKB), untuk Bappenas seleksi SKB dipisah menjadi 3 tahap besar yaitu tes potensi akademik (TPA), psikotest, dan wawancara user. Pada angkatan 2019, pelaksanaan SKB sempat mundur dari jadwal karena terjadinya pandemi Covid-19, namun untuk pelaksanaan TPA akhirnya tetap dilaksanakan offline di Jakarta sehingga sekali lagi peserta dari luar kota harus melakukan perjalanan ke Jakarta. Pada angkatan ini, ada sekitar 200 formasi dan sekitar 600 peserta TPA yang mengikuti tes. Berakhir cukup tragis, karena dengan passing grade 565 (jika dibawah ini peserta otomatis tidak lulus), hanya sekitar 120 orang saja yang lulus sehingga dari tahap ini saja dapat dipastikan ada sekitar 80 formasi yang tidak terisi pada angkatan CPNS 2019. Untuk peserta seleksi CPNS pada Bappenas sangat disarankan untuk mempersiapkan diri pada tahap ini dengan berbagai cara dan sungguh-sungguh seperti latihan soal, menghapal kata sinonim antonim, latihan figural (pola gambar dalam gambar), menghapal rumus dan usaha lain sebagainya yang dianggap perlu. Sebab jujur saja kondisi peserta pada saat keluar dari ruangan tes terlihat menyedihkan bagi penulis untuk menggambarkan tingkat kesulitannya dan ada yang menangis (iya,penulis juga kena mental breakdance kok).

Tahap keempat masih kelanjutan dari SKB, yaitu psikotest. Pelaksanaannya dibagi menjadi 2 tahap yang dilakukan secara online karena terjadinya pandemi, yaitu mengerjakan soal dan menjawab pertanyaan kepribadian dengan sistem computer assisted test (CAT) yang kemudian dilanjutkan dengan tes presentasi dan wawancara oleh psikolog melalui zoom meeting. Hasil akhir dari tes ini dibagi menjadi 3 yaitu tidak memenuhi syarat, memenuhi syarat dengan beberapa peningkatan, serta memenuhi syarat. Passing grade yang ditetapkan adalah lulus dengan beberapa peningkatan sehingga jika peserta dinyatakan tidak memenuhi syarat maka tidak dapat melanjutkan tahapan ujian selanjutnya. Adapun nilai memenuhi syarat dengan beberapa pertimbangan dikonversi menjadi nilai 75 sedangkan memenuhi syarat dikonversi menjadi nilai 100 pada hasil akhir integrasi SKD SKB. Kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi pada tahap ini adalah bangun kesiangan, terlalu pasif, dan memiliki kepribadian yang terlalu ekstrim.

Kemudian tahap kelima adalah wawancara user, kegiatan ini dilaksanakan melalui zoom meeting dengan pertanyaannya cukup bervariasi antar individu-antar formasi karena sifatnya cukup mengalir antara pewawancara dan peserta. Adapun yang melakukan wawancara adalah 3 orang Eselon 2 di Bappenas selama sekitar setengah jam. Hal yang perlu dipersiapkan untuk tahap ini adalah pemahaman tentang tugas fungsi serta jobdesk unit kerja yang akan dituju sehingga setidaknya dapat mengikuti perkembangan komunikasi antara pewawancara dan peserta.

Tahap keenam yang menjadi tahap akhir adalah mempersiapkan surat kesehatan fisik rohani yang dilanjutkan verifikasi berkas oleh panitia secara offline. Sehingga sekali lagi peserta dari luar Jakarta harus berangkat kejakarta, untuk beberapa berkas seperti KTP, transkrip dan ijazah tetap membawa dokumen hardcopy asli dan fotocopy-nya tetapi yang asli hanya ditunjukkan kepada panitia. Sedangkan berkas lainnya seperti surat pernyataan dan surat lamaran yang sebelumnya diunggah pada SSCASN, kartu peserta SKD SKB, SKCK, surat kesehatan jasmani rohani akan dikumpulkan kepada panitia.Pengumuman akhir dilaksanakan secara terintegrasi dari sistem SSCASN dengan hasil akhir adalah sebanyak 102 peserta CPNS Kementerian PPN/Bappenas yang lulus menjadi CPNS pada angkatan 2019.

Terima kasih, sekali lagi semoga bermanfaat.

--

--